Ini adalah postingan yang diterjemahkan oleh AI.
Kegiatan Pelestarian Lingkungan di Tempat Tertinggi di Dunia - Pembersihan Everest dan Upaya untuk Mengatasi Pemanasan Global
- Bahasa penulisan: Bahasa Korea
- •
- Negara referensi: Jepang
- •
- Lainnya
Pilih Bahasa
Teks yang dirangkum oleh AI durumis
- Ken Noguchi menyaksikan sampah yang dibuang di gunung selama pendakian Everest pada tahun 1997 dan memulai kegiatan pembersihan Everest pada tahun 2000, dan kegiatannya masih berlangsung hingga saat ini pada tahun 2024.
- Untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah pencairan gletser di Everest, ia memperingatkan bahaya banjir di Konferensi Air Asia-Pasifik pertama dan memimpin dalam upaya untuk mengatasi masalah pemanasan global.
- Ken Noguchi membuka "Sekolah Lingkungan" untuk menanamkan kesadaran pelestarian lingkungan pada anak-anak sekolah dasar dan menengah serta melakukan berbagai kegiatan seperti kegiatan pembersihan Gunung Fuji untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang masalah lingkungan.
Pendaki gunung Alpen dan aktivis lingkungan, Ken Noguchi, telah melakukan kegiatan pengumpulan sampah di Gunung Everest setiap tahun. Pada tahun 1997, ketika dia pertama kali mendaki Everest, dia menyaksikan gunung itu dipenuhi sampah yang dibuang oleh lebih dari 3.000 pendaki selama musim tersebut. Dia juga dikritik oleh sesama pendakinya karena banyaknya sampah yang ditinggalkan oleh pendaki Jepang.
Atas dasar ini, Ken Noguchi memulai kegiatan pembersihan Gunung Everest pada tahun 2000. Pada ketinggian 8.000 meter, udara sangat tipis sehingga sulit untuk mengangkut sampah dengan helikopter, jadi dia harus membawanya turun sedikit demi sedikit sambil membawa tangki oksigen dan kantong sampah di punggungnya. Proses ini sangat berbahaya dan melelahkan, tetapi dia tidak menyerah karena para Sherpa meminta agar kegiatan pembersihan dilanjutkan.
Baru-baru ini, karena pemanasan global, suhu di wilayah Himalaya telah meningkat dan gletser Everest mencair. Hal ini mengakibatkan banjir di daerah sekitar. Untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah ini, Ken Noguchi menyerukan risiko banjir di Konferensi Tingkat Tinggi Air Asia Pasifik pertama, dan para ahli mulai mencari cara untuk menguras air dari gletser. Dampak pemanasan global juga terlihat di Pulau Tuvalu, di mana pohon kelapa jatuh karena kenaikan permukaan laut.
Ken Noguchi percaya bahwa orang dapat melakukan hal-hal hebat ketika mereka bersatu. Dia juga menyelenggarakan "Sekolah Lingkungan" untuk menanamkan kesadaran akan pelestarian lingkungan pada siswa sekolah dasar dan menengah pertama. Aktivitas pembersihan Gunung Fuji juga telah melibatkan 6.000 orang, menunjukkan bahwa banyak orang telah bergabung dalam upaya ini. Dia mendesak agar masalah lingkungan tidak diabaikan dan terus disebarkan.