Try using it in your preferred language.

English

  • English
  • 汉语
  • Español
  • Bahasa Indonesia
  • Português
  • Русский
  • 日本語
  • 한국어
  • Deutsch
  • Français
  • Italiano
  • Türkçe
  • Tiếng Việt
  • ไทย
  • Polski
  • Nederlands
  • हिन्दी
  • Magyar
translation

Ini adalah postingan yang diterjemahkan oleh AI.

durumis AI News Japan

Invasi Rusia ke Ukraina dan Penguatan Kerja Sama Militer Rusia-Korea Utara yang Mengguncang Tatanan Internasional

  • Bahasa penulisan: Bahasa Korea
  • Negara referensi: Jepang country-flag

Pilih Bahasa

  • Bahasa Indonesia
  • English
  • 汉语
  • Español
  • Português
  • Русский
  • 日本語
  • 한국어
  • Deutsch
  • Français
  • Italiano
  • Türkçe
  • Tiếng Việt
  • ไทย
  • Polski
  • Nederlands
  • हिन्दी
  • Magyar

Pada tanggal 24 Februari 2022, invasi Rusia ke Ukraina memicu pecahnya perang dan mengakibatkan perubahan besar dalam situasi internasional. PBB dan komunitas internasional lainnya menjatuhkan sanksi ekonomi yang kuat terhadap Rusia dan mengecam invasi tersebut, namun Rusia tetap melanjutkan serangannya ke Ukraina.

Di tengah situasi ini, Rusia dan Korea Utara memperkuat kerja sama militer dan memamerkan hubungan dekat mereka. Dimulai dengan kunjungan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu ke Korea Utara pada Juli 2022, pertukaran pejabat tinggi antara kedua negara semakin aktif. Pada September lalu, Kim Jong-un, pemimpin Korea Utara, mengunjungi Rusia untuk pertama kalinya dalam empat tahun dan mengadakan pertemuan puncak dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Dalam pertemuan puncak tersebut, Kim Jong-un menyatakan dukungannya terhadap invasi Rusia ke Ukraina, dan Presiden Putin menyiratkan kerja sama militer, termasuk kemungkinan memberikan teknologi roket ke Korea Utara. Selain itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengunjungi Korea Utara dan menyatakan bahwa Rusia, Korea Utara, dan Tiongkok akan memperkuat kerja sama dalam melawan Amerika Serikat.

Faktanya, Amerika Serikat telah menemukan bukti yang menunjukkan bahwa Korea Utara telah memberikan lebih dari 1.000 amunisi dan perlengkapan militer ke Rusia, dan waspada terhadap kedekatan antara Korea Utara dan Rusia. Selain itu, analisis puing-puing rudal balistik buatan Korea Utara yang ditemukan di wilayah perang Ukraina menunjukkan kemungkinan Korea Utara memasok perlengkapan militer ke Rusia.

Semakin nyata kerja sama militer antara Rusia dan Korea Utara, semakin besar pula kekhawatiran komunitas internasional. Terutama, kekhawatiran muncul bahwa keterlibatan Korea Utara, yang memiliki senjata pemusnah massal dan senjata nuklir, dalam situasi Ukraina dapat mengancam perdamaian dan keamanan dunia.

Selain itu, penghentian kegiatan Panel Ahli Sanksi terhadap Korea Utara di bawah Dewan Keamanan PBB pada Mei 2023 memunculkan kekhawatiran bahwa pengawasan komunitas internasional terhadap pelanggaran sanksi dan pengembangan senjata nuklir dan rudal Korea Utara akan semakin sulit. Para ahli memperingatkan bahwa penghentian kegiatan panel tersebut dapat menyebabkan peningkatan kasus pelanggaran sanksi dan kemungkinan Korea Utara akan mempercepat kerja sama militernya dengan Rusia.

Di sisi lain, langkah Tiongkok juga menarik perhatian. Tiongkok menjaga jarak dalam masalah Rusia dan Ukraina, tetapi sejalan dengan Rusia dalam masalah Korea Utara. Meskipun Tiongkok menentang uji coba nuklir ketujuh Korea Utara, mereka telah menolak resolusi Dewan Keamanan PBB terkait sanksi terhadap Korea Utara bersama dengan Rusia.

Bagi Korea Utara, Tiongkok merupakan pendukung terpenting secara ekonomi dan politik. Jika Korea Utara memanfaatkan kedua negara, Rusia dan Tiongkok, untuk memperkuat kerja sama dalam melawan Amerika Serikat, denuklirisasi Semenanjung Korea akan semakin sulit terwujud. Oleh karena itu, diperkirakan Amerika Serikat dan komunitas internasional akan berupaya mencegah Tiongkok bergabung dengan Rusia dan Korea Utara.

Tentu saja, sulit bagi dunia Barat untuk menjatuhkan sanksi yang efektif terhadap Rusia dan Tiongkok, mengingat ketergantungan ekonomi mereka yang kuat. Namun, setidaknya komunitas internasional harus bersatu untuk mencegah pengembangan dan penyebaran senjata nuklir oleh Rusia dan Korea Utara. Ke depan, situasi internasional seputar krisis Ukraina dan arah kerja sama antara Rusia, Korea Utara, dan Tiongkok akan menjadi tantangan penting yang harus terus dipantau.

durumis AI News Japan
durumis AI News Japan
durumis AI News Japan
durumis AI News Japan

19 Oktober 2024