Try using it in your preferred language.

English

  • English
  • 汉语
  • Español
  • Bahasa Indonesia
  • Português
  • Русский
  • 日本語
  • 한국어
  • Deutsch
  • Français
  • Italiano
  • Türkçe
  • Tiếng Việt
  • ไทย
  • Polski
  • Nederlands
  • हिन्दी
  • Magyar
translation

Ini adalah postingan yang diterjemahkan oleh AI.

durumis AI News Japan

Istanbul, Destinasi Wisata Dunia, Mendorong Strategi Pariwisata Berkelanjutan di Tengah Meningkatnya Kunjungan Wisatawan

  • Bahasa penulisan: Bahasa Korea
  • Negara referensi: Jepang country-flag

Pilih Bahasa

  • Bahasa Indonesia
  • English
  • 汉语
  • Español
  • Português
  • Русский
  • 日本語
  • 한국어
  • Deutsch
  • Français
  • Italiano
  • Türkçe
  • Tiếng Việt
  • ไทย
  • Polski
  • Nederlands
  • हिन्दी
  • Magyar

Istanbul, yang merupakan salah satu kota wisata paling populer di dunia, kini tengah menghadapi tantangan mendesak terkait penangan overtourism (wisata berlebihan) akibat meningkatnya konflik dengan penduduk lokal.

Istanbul berhasil menggeser Ankara, ibu kota Turki, dan menjadi kota dengan jumlah wisatawan asing terbanyak di dunia. Pada tahun 2023 lalu, tercatat sekitar 190 juta wisatawan asing mengunjungi Istanbul. Angka ini jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk Istanbul.

Kondisi ini memicu berbagai masalah seperti kepadatan, kemacetan lalu lintas, pembuangan sampah sembarangan, dan polusi suara, yang pada akhirnya menimbulkan reaksi keras dari penduduk lokal. Beberapa warga mengeluhkan penurunan kualitas hidup yang signifikan akibat overtourism dan mendesak pemerintah untuk mengambil langkah-langkah tegas dalam menangani masalah ini.

Para ahli khawatir bahwa jika dibiarkan, situs-situs bersejarah berpotensi mengalami kerusakan. Keadaan ini juga menjadi ancaman bagi pelestarian warisan budaya Istanbul, yang telah ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia, seperti istana dan masjid kuno.

Pemerintah Turki pun telah memulai berbagai upaya untuk mengatasi masalah ini. Mengingat besarnya kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian, yaitu sekitar 60 miliar lira (sekitar 3,6 triliun rupiah) per tahun yang dihasilkan dari sektor pariwisata di Istanbul, pemerintah mengambil langkah-langkah antisipatif.

Langkah pertama yang diambil adalah dengan melarang sepenuhnya operasional bus wisata besar di sekitar tempat wisata di pusat kota. Selain itu, pemerintah juga akan menambah jumlah tempat parkir dan memperluas layanan bus antar-jemput. Hal ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan lalu lintas dan polusi udara di kota.

Selain itu, di beberapa tempat wisata utama, pemerintah berencana untuk membatasi jumlah pengunjung per hari. Pengunjung juga akan dibatasi pada jam-jam tertentu, khususnya pada dini hari. Sistem pemesanan tiket online akan diterapkan untuk mengatur jumlah pengunjung setiap harinya. Batas maksimum pengunjung akan ditetapkan dengan mempertimbangkan kapasitas daya tampung setiap situs bersejarah.

Bersamaan dengan itu, pemerintah juga tengah mencari solusi untuk mendistribusikan kunjungan wisatawan secara merata. Upaya ini bertujuan untuk mengurangi konsentrasi wisatawan pada periode tertentu. Pemerintah mendorong peningkatan kunjungan wisata di luar musim puncak (off-season) dengan harapan dapat meratakan jumlah pengunjung. Pemerintah sedang mempertimbangkan untuk bekerja sama dengan biro perjalanan lokal dalam mengembangkan paket wisata yang memungkinkan wisatawan mengunjungi Istanbul di luar musim ramai.

Selain itu, pemerintah juga berencana untuk mendiversifikasi jalur wisata, serupa dengan program 'jalan kaki' di Seoul, untuk mengurangi kepadatan wisatawan. Pemerintah akan bekerja sama dengan pemerintah kota Istanbul dalam mengembangkan rute jalan kaki baru untuk mengarahkan wisatawan ke area di luar tempat-tempat wisata yang sudah terkenal.

Pemerintah juga telah merancang solusi untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk lokal. Salah satunya adalah dengan mempromosikan toko-toko dan restoran milik warga setempat dan memberikan pelatihan kewirausahaan bagi pedagang kaki lima yang kesulitan. Hal ini diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal.

Dari sisi lingkungan, pemerintah juga mengambil langkah-langkah untuk mengurangi polusi laut yang diakibatkan oleh kapal pesiar. Pemerintah sedang berupaya untuk mengganti kapal pesiar konvensional dengan kapal pesiar listrik bertenaga baterai ramah lingkungan. Dengan demikian, polusi udara diharapkan dapat berkurang secara bertahap.

Selain itu, pemerintah juga berencana untuk menyelenggarakan kampanye kebersihan lingkungan yang melibatkan para pemuda di sekitar situs-situs bersejarah. Para pemuda akan berperan aktif dalam membersihkan sampah dan menjaga kebersihan di sekitar tempat wisata, sehingga lingkungan di area wisata akan menjadi lebih bersih.

Pemerintah Turki berencana untuk menerapkan langkah-langkah ini secara bertahap selama lima tahun ke depan di Istanbul dan tempat wisata utama lainnya di seluruh negeri. Pemerintah berkomitmen untuk terus mengembangkan kebijakan yang mendukung keberlanjutan pariwisata (Sustainable Tourism) di masa mendatang.

durumis AI News Japan
durumis AI News Japan
durumis AI News Japan
durumis AI News Japan
여행가고싶은블로거지만여행에대해다루진않을수있어요
여행가고싶은블로거지만여행에대해다루진않을수있어요
여행가고싶은블로거지만여행에대해다루진않을수있어요
여행가고싶은블로거지만여행에대해다루진않을수있어요

22 Januari 2024