Try using it in your preferred language.

English

  • English
  • 汉语
  • Español
  • Bahasa Indonesia
  • Português
  • Русский
  • 日本語
  • 한국어
  • Deutsch
  • Français
  • Italiano
  • Türkçe
  • Tiếng Việt
  • ไทย
  • Polski
  • Nederlands
  • हिन्दी
  • Magyar
translation

Ini adalah postingan yang diterjemahkan oleh AI.

durumis AI News Japan

Upah Minimum di Jepang: Perbandingan dengan Korea dan Perspektif Baru

  • Bahasa penulisan: Bahasa Jepang
  • Negara referensi: Semua negara country-flag

Pilih Bahasa

  • Bahasa Indonesia
  • English
  • 汉语
  • Español
  • Português
  • Русский
  • 日本語
  • 한국어
  • Deutsch
  • Français
  • Italiano
  • Türkçe
  • Tiếng Việt
  • ไทย
  • Polski
  • Nederlands
  • हिन्दी
  • Magyar

Belakangan ini, di Korea Selatan, persepsi bahwa harga barang di Jepang lebih murah semakin meluas. Meskipun ada pengaruh pelemahan yen, tetapi jika melihat indeks Starbucks dan data lainnya, ada data yang menunjukkan bahwa harga barang di Jepang lebih rendah daripada di Korea Selatan. Namun, meskipun harga barang lebih murah, bukan berarti kehidupan di Jepang pasti lebih mudah. Terutama, tingkat upah minimum merupakan faktor penting yang langsung berkaitan dengan kualitas hidup. Artikel ini akan menjelaskan secara rinci situasi seputar upah minimum di Jepang, khususnya perbandingan dengan Korea Selatan dan masalah kesenjangan antar daerah, dengan mengacu pada artikel surat kabar Hankyoreh. Selain itu, kita juga akan membahas sejarah dan proses penetapan sistem upah minimum di Jepang untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam.

Perbandingan Upah Minimum Korea Selatan dan Jepang

Artikel surat kabar Hankyoreh mengangkat isu peningkatan signifikan upah minimum di Prefektur Tokushima. Upah minimum di Prefektur Tokushima pada tahun anggaran 2024 adalah 980 yen, meningkat 9,4% dari tahun sebelumnya. Di sisi lain, upah minimum di Korea Selatan pada tahun anggaran 2024 adalah 10.300 won (sekitar 1.090 yen), hanya meningkat 1,7% dari tahun sebelumnya. Sekilas, terlihat bahwa upah minimum di Korea Selatan lebih tinggi. Namun, artikel tersebut menunjukkan bahwa di Jepang, khususnya di minimarket, upah sebenarnya seringkali melebihi upah minimum, sedangkan di Korea Selatan, upah minimum menjadi "gaji yang paling umum" bagi banyak pekerja bergaji rendah. Artinya, perbandingan angka saja tidak cukup untuk mengukur tingkat kehidupan pekerja di kedua negara secara akurat.

Masalah Kesenjangan Antar Daerah

Upah minimum di Jepang ditetapkan untuk setiap prefektur. Oleh karena itu, terdapat perbedaan upah minimum antar daerah. Misalnya, pada tahun anggaran 2023, upah minimum tertinggi adalah di Tokyo sebesar 1.113 yen, dan terendah di Prefektur Okinawa sebesar 853 yen. Artikel surat kabar Hankyoreh menyebutkan bahwa latar belakang peningkatan signifikan upah minimum di Prefektur Tokushima adalah adanya kekhawatiran bahwa upah minimum yang rendah menyebabkan arus keluar pemuda ke luar prefektur. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa di antara pemerintah daerah terjadi persaingan peningkatan upah minimum yang disebut sebagai situasi "permainan ayam".

Sejarah dan Proses Penetapan Sistem Upah Minimum di Jepang

Sistem upah minimum di Jepang didasarkan pada Undang-Undang Upah Minimum yang disahkan pada tahun 1959. Awalnya, terdapat beberapa metode penetapan, termasuk sistem perjanjian antar pengusaha, tetapi sejak revisi tahun 1968, sistem Dewan Upah Minimum diadopsi. Dewan Upah Minimum terdiri dari tiga pihak, yaitu komite kepentingan umum, komite pengusaha, dan komite pekerja. Di dewan tersebut, upah minimum ditentukan dengan mempertimbangkan biaya hidup pekerja, upah pekerja sejenis, dan kemampuan membayar upah dari bisnis normal. Belakangan ini, dengan revisi Undang-Undang Upah Minimum tahun 2007, diwajibkan untuk mempertimbangkan kesesuaian dengan tunjangan hidup. Oleh karena itu, upah minimum harus tidak lebih rendah dari standar tunjangan hidup.

Sudut Pandang Baru: Upah Minimum dan Pertumbuhan Ekonomi

Peningkatan upah minimum berkontribusi pada peningkatan taraf hidup pekerja, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran akan peningkatan beban bagi perusahaan. Khususnya, dampaknya besar bagi usaha kecil dan menengah. Namun, belakangan ini muncul hasil penelitian yang menunjukkan bahwa peningkatan upah minimum dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Pandangan ini didasarkan pada gagasan bahwa peningkatan upah minimum akan meningkatkan konsumsi masyarakat berpenghasilan rendah, yang selanjutnya akan menggerakkan perekonomian secara keseluruhan. Selain itu, peningkatan upah minimum juga dikatakan dapat mendorong peningkatan produktivitas perusahaan.

Kesimpulan

Upah minimum di Jepang tidak dapat dibandingkan secara sederhana dengan Korea Selatan, tetapi memiliki berbagai tantangan, seperti kesenjangan antar daerah dan hubungannya dengan tunjangan hidup. Peningkatan upah minimum berpotensi tidak hanya meningkatkan kehidupan pekerja, tetapi juga pertumbuhan ekonomi. Ke depannya, peran upah minimum di masyarakat Jepang akan menjadi pusat perhatian.

durumis AI News Japan
durumis AI News Japan
durumis AI News Japan
durumis AI News Japan