
Ini adalah postingan yang diterjemahkan oleh AI.
Pelemahan Yen Kembali: Tembus 155 Yen per Dolar AS, Latar Belakang dan Prospeknya
- Bahasa penulisan: Bahasa Jepang
- •
-
Negara referensi: Jepang
- •
- Ekonomi
Pilih Bahasa
Di pasar valuta asing Tokyo, nilai tukar yen sempat mencapai level 155 yen per dolar AS, merupakan level terendah dalam sekitar 3,5 bulan terakhir. Tren apresiasi dolar AS dan depresiasi yen yang tajam seperti "Trump trade" (perdagangan Trump) yang terlihat tahun lalu setelah kemenangan mantan Presiden Trump, sempat mereda, namun belakangan ini depresiasi yen kembali berakselerasi.
Kali ini, depresiasi yen diperkirakan disebabkan oleh beberapa faktor yang saling terkait, yaitu ekspektasi kenaikan suku bunga jangka panjang di Amerika Serikat, perbedaan kebijakan moneter antara Jepang dan Amerika Serikat, dan kekhawatiran perlambatan ekonomi China.
Kenaikan Suku Bunga Jangka Panjang AS dan Kebijakan Moneter
Di Amerika Serikat, kemungkinan besar Partai Republik akan mendominasi DPR, Senat, dan kepresidenan, yang dikenal sebagai "Triple Red". Hal ini meningkatkan ekspektasi bahwa kebijakan fiskal ekspansif seperti yang dilakukan di bawah pemerintahan Trump akan diterapkan kembali, sehingga mendorong kenaikan suku bunga jangka panjang di Amerika Serikat.
Lebih lanjut, The Federal Reserve (FRB) telah melakukan pengetatan moneter secara agresif sejak 2022 untuk menekan inflasi. Meskipun saat ini pengetatan moneter telah dihentikan, mengingat inflasi yang masih tinggi, sikap FRB terhadap penurunan suku bunga masih hati-hati.
Di sisi lain, Bank of Japan (BOJ) telah mempertahankan kebijakan pelonggaran moneter dalam waktu yang lama, sehingga perbedaan suku bunga antara Jepang dan Amerika Serikat melebar. Gerakan untuk membeli dolar AS yang memiliki suku bunga lebih tinggi meluas di kalangan investor, menjadi faktor yang menyebabkan yen Jepang dijual.
Kekhawatiran Perlambatan Ekonomi China
Ekonomi China mengalami perlambatan akibat dampak kebijakan nol-COVID dan penurunan pasar properti. China adalah ekonomi terbesar kedua di dunia, dan kondisi ekonominya memberikan dampak besar pada perekonomian global.
Kekhawatiran perlambatan ekonomi China meningkatkan sikap menghindari risiko dari para investor, sehingga dana mengalir ke dolar AS yang dianggap sebagai aset safe haven. Akibatnya, hal ini mempercepat apresiasi dolar AS dan depresiasi yen.
Pendapat Para Ahli
Teppei Ino, analis utama di Mitsubishi UFJ Bank, menunjukkan bahwa dalam jangka pendek, yen kemungkinan akan terus melemah hingga pertengahan level 155 yen. Lebih lanjut, ia menganalisis bahwa "dalam jangka menengah dan panjang, depresiasi yen dapat berlanjut tergantung pada kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintahan Trump selanjutnya".
Sementara itu, Yasuyuki Ishii, kepala strategi riset di Sumitomo Mitsui DS Asset Management, memperkirakan bahwa nilai tukar yen terhadap dolar AS akan bergerak dalam kisaran terbatas untuk sementara waktu, tetapi akan meningkat secara bertahap seiring dengan penurunan suku bunga AS.
Prospek Ke Depan
Pergerakan yen ke depannya akan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kebijakan moneter Amerika Serikat, perkembangan ekonomi China, dan kebijakan Bank of Japan (BOJ).
Jika inflasi di Amerika Serikat terkendali dan FRB beralih ke penurunan suku bunga, maka kemungkinan akan terjadi depresiasi dolar AS dan apresiasi yen. Namun, jika inflasi berlanjut atau perlambatan ekonomi China semakin parah, depresiasi yen dapat berlanjut.
BOJ telah melakukan peninjauan kebijakan moneter pada April 2023 di bawah kepemimpinan Gubernur baru Kazuo Ueda, tetapi saat ini masih mempertahankan kebijakan pelonggaran moneter. Namun, jika depresiasi yen berlangsung cepat, BOJ mungkin dipaksa untuk mengubah kebijakannya karena tekanan pasar.
Dampak dan Penanggulangan Depresiasi Yen
Depresiasi yen dapat meningkatkan kinerja perusahaan eksportir, tetapi di sisi lain akan membebani rumah tangga melalui kenaikan harga impor. Biaya perjalanan ke luar negeri dan studi di luar negeri juga akan meningkat.
Untuk mengurangi dampak depresiasi yen, rumah tangga dapat melakukan penghematan dan mempertimbangkan investasi yang mendapatkan keuntungan dari depresiasi yen. Di tingkat perusahaan, perlu dilakukan penyesuaian harga jual di luar negeri dan upaya pengurangan biaya.
Kesimpulan
Depresiasi yen merupakan masalah penting yang berdampak besar pada perekonomian Jepang. Perlu dilakukan pemantauan terhadap perkembangan selanjutnya dan penerapan langkah-langkah penanggulangan yang tepat.