Try using it in your preferred language.

English

  • English
  • 汉语
  • Español
  • Bahasa Indonesia
  • Português
  • Русский
  • 日本語
  • 한국어
  • Deutsch
  • Français
  • Italiano
  • Türkçe
  • Tiếng Việt
  • ไทย
  • Polski
  • Nederlands
  • हिन्दी
  • Magyar
translation

Ini adalah postingan yang diterjemahkan oleh AI.

durumis AI News Japan

Pidato Pelantikan Presiden Lai Ching-te, Pernyataan 'Tak Termaafkan' yang Membuat China Geram dan Realita Rakyat Taiwan yang 'Terbiasa Diancam'

  • Bahasa penulisan: Bahasa Korea
  • Negara referensi: Jepang country-flag

Pilih Bahasa

  • Bahasa Indonesia
  • English
  • 汉语
  • Español
  • Português
  • Русский
  • 日本語
  • 한국어
  • Deutsch
  • Français
  • Italiano
  • Türkçe
  • Tiếng Việt
  • ไทย
  • Polski
  • Nederlands
  • हिन्दी
  • Magyar

Pada tanggal 20 Mei, Lai Ching-te (賴清德) dilantik sebagai presiden baru Taiwan, dan segera setelah pidato pelantikannya, China kembali melakukan latihan militer yang mengepung Taiwan. Artikel ini akan menganalisis hubungan China-Taiwan yang semakin tegang, berpusat pada pidato pelantikan Presiden Lai dan reaksi balik dari China.

Pidato pelantikan Presiden Lai secara keseluruhan berada dalam ekspektasi, tetapi menurut saya, isi pidatonya cukup menunjukkan 'kecenderungan kemerdekaannya'. Tentu saja, Presiden Lai mewarisi kebijakan dasar pemerintahan Tsai Ing-wen, dan tidak menggunakan empat karakter 'kemerdekaan Taiwan' dalam pidatonya. Ini menunjukkan rasa hormat minimal kepada China dan kehati-hatian untuk tidak memberikan alasan bagi penggunaan kekuatan militer.

Namun, dalam pidatonya, kata 'Taiwan' muncul sebanyak 77 kali, sementara 'Republik Tiongkok' (nama resmi Taiwan) hanya muncul 9 kali, dan 'Republik Tiongkok Taiwan' hanya 3 kali. Bagi Presiden Lai yang berhaluan 'kemerdekaan' dan pernah mengatakan dalam debat televisi pilpres bahwa 'Republik Tiongkok adalah bencana' (menurut klarifikasinya sendiri, ini adalah kesalahan bicara, seharusnya 'konstitusi Republik Tiongkok adalah bencana'), semakin sering menggunakan kata 'Taiwan' akan semakin baik, dan semakin sedikit menggunakan kata 'Republik Tiongkok' akan semakin baik.

Tentu saja, wilayah yang saat ini diperintah oleh presiden Taiwan tidak termasuk daratan China, yang merupakan wilayah pemerintahan asli 'Republik Tiongkok' yang didirikan setelah Revolusi Xinhai tahun 1912, tetapi terbatas pada pulau utama Taiwan, Kepulauan Penghu (澎湖), Kinmen, dan Matsu. Oleh karena itu, dalam pidato pelantikan Ma Ying-jeou (馬英九), mantan presiden dari Kuomintang, pada tahun 2008 dan 2012, kata 'Taiwan' juga muncul lebih sering daripada 'Republik Tiongkok', dan hal yang sama juga terjadi pada pidato pelantikan Tsai Ing-wen pada tahun 2012 dan 2016.

Namun, ada satu perbedaan yang sangat penting dalam penggunaan istilah antara mantan Presiden Tsai, mantan Presiden Ma, dan Presiden Lai. Yakni, bagian yang berkaitan dengan hubungan dengan China (di sini, 'China' secara umum mengacu pada daratan China, yaitu Republik Rakyat China, yang tidak termasuk Taiwan seperti yang digunakan di Jepang). Dalam kedua pidato pelantikannya, mantan Presiden Tsai tidak menggunakan kata 'China', dan untuk hubungan antara China dan Taiwan, ia menggunakan kata 'Selat Taiwan' (yang berarti kedua sisi Selat Taiwan) alih-alih 'hubungan China-Taiwan', dan menyebut 'hubungan China-Taiwan' sebagai 'hubungan Selat Taiwan'. Selain itu, mantan Presiden Ma menggunakan kata 'daratan' untuk menyebut 'China', dan menggunakan kata 'Selat Taiwan' untuk 'hubungan China-Taiwan'.

Namun, Presiden Lai menggunakan kata 'China' seperti yang digunakan oleh orang Jepang. Ini adalah tindakan yang tidak dapat dimaafkan bagi Partai Komunis China. Bagi China, Taiwan adalah 'sebagian dari China', meskipun tidak diperintah oleh Partai Komunis China. Jika Presiden Lai menggunakan kata 'China' untuk menyebut Republik Rakyat China, maka China tidak punya pilihan selain menganggapnya sebagai pernyataan bahwa 'Republik Rakyat China = China, dan Taiwan adalah bagian dari China' (bukan bagian dari China).

durumis AI News Japan
durumis AI News Japan
durumis AI News Japan
durumis AI News Japan